Sabtu, 27 Agustus 2011

Cinta Sejati Kepada Allah


Usai peperangan, tatkala Rasulullah Saw. Beristirahat tertidur di bawah sebuah pohon rindang, sementara pedangnya disangkutkan di sebatang pohon tersebut, tiba-tiba menghampirlah seorang musuh! Dan tatkala sang musuh menyadari bahwa Nabi sedang lengah terlelap ketiduran, diambilnya pedang Nabi serta Nabi pun dibangunkannya secara serentak! Sambil mengacungkan pedang, menggertaklah si musyrikin yang merasa posisinya di atas angin: ” Siapakah gerangan kini yang mampu merintangiku memotong lehermu, ya Muhammad?

Di tempat yang cukup sunyi yang terpencil dari lasykarnya; menghadapi gertakan semacam itu, lantas Nabi menjawab dengan hati tenang dan lantang: “Allah! Ucapan Allah tersebut benar-benar melontar dari hati nurani yang bersih penuh keyakinan dan kecintaan sejati terhadap Dzat Yang Maha Transenden. Bervibrasi dari getar lidahnya yang fasih, lantas beresonansi di segenap ufuk, disegenap tafril, di segenap bukit berbatuan yang menjulang gersang, di segenap helai-helai daun, bahkan di segenap kalbu makhluk, termasuk kalbu sang musuh yang tengah mengacungkan pedang kepada Nabi. Dengan usapan “Allah” ke lubuk jiwa yang paling dalam, telah berhasil melepaskan pedang mengancam dari jari-jemari musyrikin yang tiba-tiba gemetar kehilangan daya.

Maka, dihadapan musuh yang tengah dalam keadaan mati-kutu itu, dengan tenang Nabi memungut pedangnya sendiri, seraya balik mengacungkannya sambil bertanya dengan penuh wibawa: “Kini siapakah gerangan yang mampu merintangiku andai ku penggal batang lehermu di tempat ini?” Tentu saja sang musuh yang masih kafir tersebut cuma bisa menjawab: ” Ti-ti tidak seorangpun jua pun!” Jawaban kosong penuh kegugupan dari seorang yang tidak memiliki pelindung Dzat Yang Maha Transeden, yaitu Allah `Azza wajalla! Sebaliknya Nabi yang maksum, begitu mudah memaafkan manusia yang pernah berniat membunuh dirinya, merendahkan dirinya, mengkhianati dirinya, semata-mata karena mengikuti jejak Gusti-nya, ialah Gusti Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengampun!.

Disadur dari: Buku Sang Kreator Agung
Di Share oleh: eva kurniawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar