Selasa, 24 Mei 2011

Arti dan makna produktivitas

Mungkin kita terbiasa untuk menuntaskan apa yang semestinya kita kerjakan setiap hari dngan berkerja keras di akhir pekan, Namun sahabat, bukan itu makna dari tujuh hari dalam seminggu.
Ketika seseorang ingin sembuh dari penyakit, ia harus minum obat setiap hari. bukan dengan meminum seluruh dosis di akhir pekan..
Begitu pula agar seorang siswa dapat naik kelas, maka ia harus mengerjakan pelajaran dan belajar setiap malam. bukan membaca bertumpuk buku sehari menjelang ujian....
Ini adalah prinsip sederhana dari produktivitas..
Produktivitas bukanlah sekedar menghasilkan apa yang dapat kita hasilkan sekarang atau esok. Namun, produktivitas adalah menjaga agar manfaat dari hasil itu bisa diperoleh sebaik-baiknya hingga di masa-masa mendatang. Mungkin kita bisa menghafal semua pelajaran kita dalam waktu semalam, namun jangan menyesal jika itu hanya bertahan semalam pula. Karena itu, produktivitas selalu berkenaan dengan waktu. Sedangkan waktu adalah ketekunan, kesabaran, dan ketahanan diri....

www.resensi.net

7 Alasan Mengapa Sahabat Lebih Penting Dari Kekasih

1.Anda bisa membicarakan semua hal dengan sahabat  mulai dari isu, politik, lingkungan, cinta,dan sebagainya. Sahabat sudah sangat mengerti karakter dan sifat anda mulai dari yang negatif hingga positif, begitupun sebaliknya. Jadi anda tidak terlalu khawatir membuatnya sedih atau kesal karena opini anda tentang sesuatu.

2.Saat bersama kekasih anda harus selalu menjaga perasaanya, bahkan saat sedang bercanda. Sementara jika bersama sahabat mereka akan tahu bahwa  anda hanya melontarkan lelucon untuk meramaikan suasana . Tapi, jangan bercanda leterlaluan juga ya, karena setiap orang pasti mempunyai batas kewajarannya sendiri.

3.Saat bertengkar dengan kekasih, sahabat selalu bisa menjadi tempat untuk berbagi, sahabat selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah dan memberi saran yang anda butuhkan.
4. Pernah mendengar kejadian pria yang meminta pasangannya untuk menguruskan badan atau memakai busana lebih feminim?  Kekasih kadang sering mengatur apa yang harus dan tidak kita pakai atau lakukan sesuai keinginanaya. Sahabat tidak akan peduli apakah anda gemuk, kurus, aneh, atau punya potongan rambut super pendek. Asalkan anda nyaman  mereka bisa menemaninya.

5.Siapa wanita yang tidak suka belanja?? Pria kadang bisa menemani kita untuk belanja pakaian atau aksesoris . Tai belum sampai dua jam sidia akan berdiri menunggu  di kamar ganti dengan wajah kesal bosan, dan lebih banyak menggerutu Hal ini tidak akan terjadi jika anda dan sahabat bisa saling berbagi saran dalam busan . menghabiskan waktu 6 jam bukan masalah baginya.

6.Kebanyakan kekasih biasanya berbicara bohong saat sang kekasih menanyakan pendapat tentang busananya. Cara ini dilakukan agar kekasihnya tidak marah atau kesal, Nah jika anda menanyakan pendapat kepada sahabat, mereka akan bicara  jujur. dan member saran mana yang bagus dan tidak untuk anda.

7.Biasanya kekasih akan merasa terganggu bila kekasihnya mengelu-elukan actor, model, atau penyanyi idolanya. Didepan sahabat anda tidak perlu sungkan mengekspresikan kekaguman pada model, aktor,  atau artis idola andamereka bisa mengerti apa yang angat anda sukai.

itulah penting nya sahabat dalam hidup kita, mereka selalu ada di saat kita butuhkan,
tidak pernah mengaharapkan apa-apa dari diri kita, tidak komplen dengan penampilan kita, ngak marah jika kita ingkar janji, selalu memperhatikan tanpa ingin di perhatikan.

Sumber: facebook teman

Kamis, 19 Mei 2011

Gratis Sepanjang Masa




Image by,www.perempuan.com

Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur. Ia menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya. Setelah sang ibu mengeringkan tangannya yang basah Ia pun membaca tulisan itu dan inilah isinya:
-- Untuk memotong rumput Rp. 5000
-- Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp. 5000

-- Untuk pergi ke toko disuruh ibu Rp. 3000
-- Untuk menjaga adik waktu ibu belanja Rp. 5000
-- Untuk membuang sampah Rp. 1000
-- Untuk nilai yang bagus Rp. 3000
-- Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp. 3000
-- Jadi jumlah utang ibu adalah Rp. 25000.

Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya. Dan inilah yang ia tuliskan:
-- Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis
-- Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
-- Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat kamu sakit, serta mendoakan kamu, gratis
-- Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis
Kalau dijumlahkan semua, harga cinta ibu adalah gratis
-- Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis
-- Anakku… jika  kamu menjumlahkan semuanya,
Akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah GRATIS

Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, sang anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya, dan berkata: “Bu, aku sayang sekali sama ibu” ia kemudian mendekap ibunya. Sang ibu tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya.”Ibupun sayang kamu nak” kata sang ibu.
Kemudian sang anak mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar sambil diperhatikan sang ibu: “LUNAS”

Sobat, seberapapun jasa yang telah kita berikan kepada ibu, seberapapun uang yang kita dapatkan dan kita berikan kepada ibu, atau seberapapun liter keringat kerja yang kita kumpulkan untuk ibu, tidak akan dapat mengganti kasih sayang seorang ibu. Kasih ibu sepanjang masa. dapatkah kita menukar kasih sayang ibu itu dengan materi? menukar dengan bilangan angka?atau menukar dengan rangkaian kata terima kasih? Tidak sobat, sama sekali tidak bisa. Oleh karenanya sobatku, mari berbuat baik kepadanya, kita sayangi beliau, cintai beliau, dan doakan beliau….

Sumber : resensi.net

Selasa, 17 Mei 2011

Benarkah 8 x 3 = 23 ??????

Suatu masa di China,
Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumuni banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.
Pembeli berteriak: “3×8 = 23, kenapa kamu bilang 24?
“Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: “Sobat, 3×8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi”.
Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: “Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan”.
Yan Hui: “Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?”
Pembeli kain: “Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?”
Yan Hui: “Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu”.
Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius. Setelah Confusius tahu duduk persoalannya, Confusius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: “3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu kepada dia.” Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain.
Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas. Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat : “Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh.”
Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang.
Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.
Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.
Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: “Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?”
Confusius berkata: “Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh”.
Yan Hui berkata: “Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum.”
Confusius bilang: “Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?”
Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : “Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu.”
Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.
Cerita ini mengingatkan kita:
Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya.
Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.
Banyak hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara2 bertaruh mati2an untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.
Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.
Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.
Bersikeras melawan atasan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.
Bersikeras melawan suami. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.
Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga
Kemenangan bukanlah soal medali, tapi terlebih dulu adalah kemenangan terhadap diri dan lebih penting kemenangan di dalam hati.

http://topmotivasi.com

Sabtu, 14 Mei 2011

Gara-gara Semangkuk Bakmi

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.
Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan
semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.
Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona,apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” ”Ya,tetapi,aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”
Tanya si pemilik kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi!, tetapi ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”
Ana, terhenyak mendengar hal tersebut. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu
berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.
Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang haruss diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku
telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.
Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan
kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.

Renungan:
Bagaimanapun, kita tidak bisa melupakan jasa orang tua kita.
Seringkali kita menganggap pengorbanan mereka merupakan suatu proses
alami yang biasa saja,tetapi kasih dan kepedulian orang tua kita adalah
hadiah paling berharga yang diberikan kepada kita sejak kita lahir.
Apakah kita bisa menghargai pengorbanan tanpa  syarat dari orang tua kita?
Cintailah  orang tua kita sebelum kita mencintai orang lain, karna tidak ada yang sanggup menandingi cinta dan ketulusan yang mereka berikan.

Sumber : motivation-live.blogspot.com

Kamis, 12 Mei 2011

Kisah tentang seorang anak dan seekor kupu-kupu

Kisah tentang seekor kupu-kupu yang pada dasar nya belum siap untuk keluar dari kepompong.  taukah anda apa yang bakal terjadi dengannya???
Pada artikel ini saya akan mencoba menceritakan ulang tentang sebuah kisah yang sungguh sangat inspiratif untuk kita renungkan. Cerita ini berasal dari buku yang sangat menarik, buku tersebut berjudul,”setengah isi setengah kosong” karya parlindungan marpaung.
Berikut adalah kutipannya :

Seorang anak sedang bermain di halaman belakang rumahnya dan ia menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana.
Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang tersebut. Lalu tampaklah kupu-kupu itu berhenti mencoba, dia kelihatan sudah berusaha semampunya dan nampaknya sia-sia untuk keluar melalui lubang kecil di ujung kempompongnya.
Melihat fenomena itu, si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk membantu si kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Dia pun mengambil gunting lalu mulai membuka badan kepompong dengan guntingnya agar kupu-kupu bisa keluar dan terbang dengan leluasa.
Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan tetapi, ia masih memiliki tubuh gembung dan kecil. Sayap-sayapnya nampak masih berkerut. Anak itu pun mulai mengamatinya lagi dengan seksama sambil berharap agar sayap kupu-kupu tersebut berkembang sehingga bisa membawa si kupu-kupu mungil terbang menuju bunga-bunga yang ada di taman.
Harapan tinggal harapan, apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung tiba. Kupu-kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap yang masih berkerut serta tidak berkembang dengan sempurna. Kupu-kupu itu akhirnya tidak mampu terbang seumur hidupnya.
Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui akan memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu masuk ke dalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan.

Hidup memanglah penuh dengan perjuangan. Jika kita ingin berhasil dan menjadi manusia sukses maka kita harus melalui sebuah proses yang terkadang menyakitkan jika dirasakan. Janganlah menjadi seperti anak kecil yang selalu ingin dibantu dan dilayani oleh orang tua. Karena hal itu tidaklah mungkin untuk membentuk karakter dan jiwa kita dalam menghadapi kerasnya kehidupan ini.

Sumber : topmotivasi.com

Selasa, 10 Mei 2011

Kisah Gadis Kecil Yang Mengatur Pemakamannya

Kisah Nyata: Seorang gadis kecil yang berhati mulia dan mengatur pemakamannya sendiri.

Kisah tentang seorang gadis kecil cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah saya pernah datang dan saya sangat penurut. Anak ini rela melepaskan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Tionghua di seluruh dunia. Dana tersebut dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian.
Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orangtua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tanggal 20 bulan 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, “20 November jam 12″.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, “saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan”. Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yuan.
Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Karena itu, dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi, anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Di tengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.
Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa. Mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah: mencuci baju, memasak nasi, dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di
sekolahnya diceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.
Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.

Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara, ia tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut, sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Di pahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri di kursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak, kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.
Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena leukimia ganas.
Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar 300.000$. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat, yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang ke sanak saudara dan teman, tetapi uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu-satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.

Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus, dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir di kala kata-kata belum sempat terlontar. “Papa saya ingin mati”.
Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, “Kamu baru berumur 8 tahun, kenapa mau mati?”.
“Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini.”
Pada tanggal 18 Juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang ke rumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya, “Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah foto ini”.

Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah.
Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudian memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin dan berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar.

Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin. Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yang berumur 8 tahun yang mengatur pemakamaannya sendiri akhirnya menyebar ke seluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu negara bahkan sampai ke seluruh dunia. Mereka mengirim e-mail ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini.
Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Tionghoa di dunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi.
Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan, tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah siap untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan. Ada seorang teman di-email bahkan menulis, “Yu Yuan anakku yang tercinta saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta.”

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita di dalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus.
Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata bahwa dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya, air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, kemudian dengan tersenyum menjawab, “Anak yang baik”.
Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari e-mail. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan di pencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 Agustus Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan, “Tante, kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya?
Wartawan tersebut menjawab, “Karena mereka semua adalah orang yang baik hati”.
Yu Yuan kemudian berkata, “Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati”.
Wartawan itu lalu menjawab, “Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik.”
Yu Yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. “Tante ini adalah surat wasiat saya.”
Fu yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan di atas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, “Tante Fu Yuan”, dan diakhiri dengan, “Selamat tinggal Tante Fu Yuan.”

Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Di belakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong… dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang- orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar, “Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya, biar mereka lekas sembuh.” Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya. “Saya pernah datang, saya sangat patuh,” demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan.

Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan di pencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula-mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instan dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis.
Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dunia. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan gadis kecil yang cantik lagi suci yang berhati mulia. Ia telah pergi ke dunia lain.
Di kecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan “Anak kecil, kamu sebenarnya adalah ‘malaikat kecil’ di atas langit, kepakkanlah kedua sayapmu. Terbanglah…. ”
Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Di depan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.

Di depan makamnya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Di atas batu nisannya tertulis, “Aku pernah datang dan aku sangat patuh” (30 Nov 1996 – 22 Agust 2005). Di belakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan.
Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di Rumah Sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis di raut wajah anak tersebut. “Saya telah menerima bantuan dari kehidupanmu, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami di atas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata “Aku pernah datang dan aku sangat patuh”.

Kesimpulan:
Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati kita. Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orangtuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan dunia.
Walaupun hidup serba kekurangan, dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama. Ini contoh bagi kita untuk mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, dan memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang Pengasih.

http://ikhwan-nul-islam.abatasa.com

Kisah Cinta Sejati

Berikut adalah kisah sepasang suami istri (joni dan yuli) yang selalu berusaha dalam mempertahankan hubungan keluarganya.
Sebenarnya joni dan yuli saling mencintai, namun yuli dari sejak awal bertemu menutupi semua perasaan cintanya terhadap joni. Namun semua itu ia lalukan karna ia begitu takut apabila Joni mengetahui betapa ia mencintainya, Joni lantas meninggalkannya seperti  kekasihnya dahulu. Namun  tidak bagi Joni. Ia selalu terbuka mengungkapkan perasaan cintanya kepada yuli dengan tulus. Setiap saat ketika bersama yuli, joni selalu menunjukkan betapa besar cintanya kepada yuli,  seolah-olah itulah saat terakhirnya bersama yuli.
Sedangkan yuli selalu bersikap tidak menyenangkan terhadap Joni. Setiap saat dia selalu mencoba menguji seberapa besar cinta Joni terhadapnya.
yuli selalu mencoba melakukan hal-hal yang keterlaluan dan diluar batas kepada joni. Meski yuli tahu hal itu salah, dengan melihat sikap Joni yang  selalu bersikap baik padanya, membuat yuli tetap bertahan untuk melihat seberapa besar kesungguhan joni kepadanya.
Hari pertama pernikahan mereka. Yuli dengan sengaja bangun kesiangan. ia tidak menyiapkan sarapan ketika Joni hendak berangkat kerja. Namun Joni tetap tersenyum dan mengatakan, “Tidak apa-apa. Nanti aku bisa sarapan di luar”.
Saat Joni pulang dari kantor, yuli juga dengan sengaja memasak makanan yang tidak disukai Joni. Meski sadar akan hal itu, yuli tetap memaksakan agar suaminya mau makan makanan itu. Joni tetap tersenyum dan berkata, ” Wah…sepertinya sudah saatnya aku belajar menghadapi tantangan. Masakanmu sepertinya tantangan yang hebat, sayang. Aku sudah tidak sabar untuk menyantapnya.” yuli terkejut, tapi tidak berkata apa-apa.
Dan pada malam hari nya di saat yuli sedang terlelap joni bangun untuk melaksanakan sholat malam,dan didalam sholat nya ia pnjatkan doa , “ya Tuhan...Di pagi pertama pernikahan kami yuli tidak membuatkanku sarapan. Padahal aku begitu ingin bercakap-cakap di meja makan bersamanya sambil membicarakan betapa indahnya hari ini bagiku, di hari pertama kami menjalani kehidupan baru sebagai suami istri... Tapi tidak apa-apa, ya Tuhan... Karena sepertinya yuli kelelahan setelah resepsi pernikahan kami tadi malam. Bantulah kekasih hatiku ini, Tuhan, agar dia boleh punya tenaga yang cukup untuk menghadapi hari baru bersamaku besok. Tuhan, Engkau tau betapa aku tidak bisa makan spaghetti karena pencernaanku yang tidak begitu baik. Tapi sepertinya yuli sudah bekerja keras untuk masak makanan itu. Mampukan aku untuk menghargai setiap apa yang dilakukan istriku kepadaku, Tuhan..Jangan biarkan aku menyakiti perasaannya meski itu tidak mengenakkan bagiku..”
Tahun kedua pernikahan mereka. Joni membangunkan yuli untuk sholat subuh bersama, Namun yuli menolak dan lebih memilih melanjutkan tidurnya. Joni tersenyum dan akhirnya sholat seorang diri.
Sore hari sepulang kantor, Joni mengajak yuli berjalan-jalan ke taman. Meski terpaksa, yuli akhirnya mau juga ke tempat dimana dulu perasaannya begitu berbunga-bunga disaat awal ia bertemu Joni. Tetapi yuli menolak rangkulan Joni, dan berkata, “Jangan, mas..Aku malu..”..Joni tersenyum dan berkata, “Ya, aku mengerti..” yuli melihat kekecewaan dimata Joni, namun tidak melakukan apapun untuk menghilangkan kekecewaan itu.
Seperti biasanya di saat malam joni selalu menyempatkan dirinya bangun untuk sholat dan berdoa. ”Tuhan..Ampuni aku yang tidak bisa membawa istriku untuk lebih dekat padaMU pagi hari ini..Mungkin tidurnya kurang karena pikirannya yang sedang berat, Tapi aku berjanji suatu saat yuli akan mau bersama-sama denganku untuk bersujud kepadaMu..Tuhan, Engkau juga tahu kesedihanku saat Yuli meolak kurangkul ketika ke taman hari ini. Tapi tidak apa-apa Dia sedang datang bulan, mungkin karena itu perasaannya juga jadi lebih sensitive, Mampukan aku untuk melihat suasana hati istriku, Tuhan.”
Di tahun ketiga pernikahan, mereka mempunyai seorang putra bernama Riki. Namun yuli menjadi tidak pernah lagi meneruskan kebiasaannya membaca bersama Joni sebelum tidur. Dan bahkan Yuli semakin sering menolak ciuman Joni.
Hingga di suatu hari yuli memarahi Joni habis-habisan ketika Joni lupa mencuci tangan saat akan menggendong Riki ketika Joni pulang kerja. Yuli tahu betapa hal itu membuat Joni terpukul, Namun pada kenyataannya mendidik Riki membuat Yuli mengabaikan perasaan Joni. Dan Joni hanya bisa tetap tersenyum.
Dan seperti biasa seperti malam-malam sebelumnya setelah Yuli terlelap, Joni bangun untuk sholat dan di akhiri dengan doanya.“Tuhan, Engkau tahu betapa sedih hatiku saat ini, Semenjak kelahiran anakku Riki, aku kehilangan begitu banyak waktu bersama yuli, Aku merindukan saat-saat kami membaca bersama sebelum tidur dan menciuminya sebelum ia tidur, Tapi tidak apa-apa,Dia begitu capek mengurusi Riki seharian saat aku bekerja di kantor..Hanya saja, biarkanlah dia tetap terus tertidur dalam pelukanku Karena aku begitu mencintainya. Sore tadi yuli memarahiku karena aku lupa mencuci tangan saat menggendong Riki anak ku, Tuhan..Aku begitu kangen pada anakku sehingga teledor melakukan sebagaimana yg diminta istriku..Engkau tahu betapa aku terluka akan kata-kata yuli, Tuhan..Tapi tidak apa-apa..yuli mungkin hanya kuatir terhadap kesehatan anak kami Riki apabila aku langsung menggendongnya. Kesehatan Riki lebih penting daripada harga diriku.”
Di Tahun keempat pernikahan mereka Yuli tidak memasak makanan kesukaan Joni di hari ulang tahunnya, Yuli terlalu sibuk belanja sehingga lupa bahwa Joni selalu minta dibuatkan Blackforest dengan taburan coklat dan ceri diatasnya setiap ulang tahunnya tiba.
Yuli juga lupa menyetrika kemeja Joni yang menyebabkan Joni terlambat ke kantor pagi itu karena Joni terpaksa menyetrika sendiri kemejanya. Yuli  tau kesalahannya,  namun tidak menganggap hal itu sebagai sesuatu hal yang penting.
Pada malam harinya di saat Yuli terlelap, seperti biasa Joni bangun untuk sholat dan diakhiri dengan doanya..“Tuhan, Untuk kali pertama Yuli lupa membuatkan Blackforest kesukaanku di hari ulang tahunku ini..Padahal aku sangat menyukai kue buatannya itu. Menikmati kue Blackforest buatannya membuatku bersyukur mempunyai istri yang pandai memasak sepertinya, dan merasakan cintanya padaku.. Namun tahun ini aku tidak mendapatinya.  Tapi tidak apa-apa..mungkin lebih banyak hal-hal lain yang jauh lebih penting daripada sekedar Blackforest itu. Paling tidak, aku masih mendapatkan senyuman dan ciuman darinya hari ini. Ampuni aku, Tuhan apabila tadi pagi aku lupa tersenyum kepada Yuli.. Aku terlalu sibuk menyetrika bajuku dan memikirkan pekerjaanku di kantor.. Yuli sepertinya lupa untuk melakukan hal itu, meski aku sudah meminta tolong padanya tadi malam. Jangan biarkan aku melampiaskan emosiku karena teguran atasanku akibat keterlambatanku hari ini kepada Yuli,  Tuhan..Yuli mungkin keliru menyetrika kemeja mana yang seharusnya kupakai hari ini.. Lagipula, sepatuku begitu mengkilap..Aku yakin Yuli sudah berusaha keras agar aku kelihatan menarik saat presentasiku tadi..Terima kasih untuk kebaikan istriku, Tuhan.”
Disuatu hari dimana hari itu adalah Tahun ke lima usia pernikahan mereka dan joni  mengajak anaknya Riki dan istri nya berenang, namun di saat pulang mereka berenang Riki mendadak panas, dan akhirnya Yuli menyalahkan dan menampar joni. Joni terlalu asyik bermain-main dengan Riki sehingga tidak menyadari betapa Riki sangat sensitive terhadap dinginnya air kolam renang, yang mengakibatkan Riki terpaksa dirawat dirumah sakit.
Yuli mengancam akan meninggalkan Joni apabila terjadi apa-apa dengan Riki. Yuli melihat genangan air mata di mata Joni, namun kekerasan hatinya lebih menguasainya ketimbang perasaan Joni.
Pada malam di rumah sakit joni pergi menuju musollah rumah sakit dan untuk sholat shubuh dan di akhiri dengan berdoa namun sambil menangis..” Tuhan..Tadi Yuli menamparku karena kelalaianku menjaga Riki sehingga dia sakit.. Belum pernah Yuli bersikap dan berkata sekasar itu padaku, Tuhan..Tapi tidak apa-apa..Yuli benar-benar kuatir terhadap anak kami sehingga ia bersikap demikian..Tapi Tuhan, aku begitu terluka saat ia mengatakan akan meninggalkanku. Engkau tahu betapa ia adalah belahan jiwaku. Jangan biarkan hal itu terjadi, Tuhan..Mungkin dia begitu dikuasai kekuatiran sehingga melampiaskannya padaku..Tidak apa-apa  Tuhan..Tidak apa-apa, Asal dia mendapat ketenangan, aku akan merasa bersyukur sekali.. Dan sembuhkanlah putera kami, agar dia bisa kembali mendapatkan keceriaan dan bermain-main bersama kami lagi, Tuhan..”
Di Tahun keenam pernikahan mereka Yuli semakin menjaga jarak dengan Joni setelah kehadiran , putri mereka. Yuli tidak pernah lagi menemani Joni makan malam karena menjaga puteri mereka yang baru berusia 5 bulan..
Yuli juga menjual kalung berlian pemberian Joni dan menggantinya dengan perhiasan lain yang lebih baru. Ketika Joni mengetahui hal itu, Yuli tau Joni menahan amarahnya, namun Yuli berdalih, “mas, itu hanya kalung berlian biasa. Lagipula, aku bukan menjualnya, melainkan menukarnya dengan perhiasan yang lebih baru..”
Pada malam di saat Yuli terlelap,seperti biasa joni melakukan sholat malam dan di akhiri dengan doanya..“Tuhan, Aku begitu kesepian melewatkan makan malam sendirian tanpa Yuli bersamaku.. Aku begitu ingin terus bercerita dan tertawa bersamanya di meja makan..Engkau tau, itulah penghiburanku untuk melepas kepenatanku setelah seharian bekerja di kantor..Tapi tidak apa-apa..anak-anakku tentu lebih membutuhkan perhatiannya dari padaku.. Lagipula, Riki kadang-kadang mau menemaniku.. Hanya saja, jangan biarkan aku memendam sakit hati kepada Yuli karena menjual kalung pemberianku. Engkau tau begitu lama aku menabung dan bekerja ekstra demi menghadiahinya kalung itu, hanya untuk membuktikan terima kasihku padanya atas kesetiaan dan pengabdiannya sebagai istriku dan ibu dari anak-anakku. Ampuni aku apabila tadi aku sempat berpikir untuk marah padanya..”
Hingga di Tahun ketujuh pernikahan mereka kelakuan Yuli semakin menjadi. Yuli sama sekali tidak mengindahkan kebiasaannya membelai kepala John dan mencium kening suaminya sebelum John berangkat kantor. Padahal Yuli tau, selama ini apabila dia lupa melakukannya, Joni selalu kembali kerumah siang hari demi mendapatkan belaian dan ciuman Yuli untuknya. Karena Joni tidak akan pernah tenang bekerja apabila hal itu belum dilakukan Yuli padanya..Yuli tidak mengucapkan I LOVE YOU untuk kali pertama dalam 7 tahun pernikahan mereka..
Dan di tahun ketujuh itu pula, Joni mengalami kecelakaan saat akan berangkat ke kantor.. Ia mengalami pendarahan yang hebat, yang membuatnya terbaring tidak sadarkan diri di ranjang rumah sakit..
Yuli begitu terguncang dan terpukul.. Ia begitu takut kehilangan Joni, suami yang dicintainya. Yang selalu ada kapan saja dia butuhkan. Yang selalu dengan tersenyum menampung semua emosi dan kemarahannya.  Yang tak pernah berhenti mengatakan betapa Joni mencintainya. Tak sedikitpun Yuli beranjak dari sisi tempat tidur Joni. Tangannya menggenggam erat jemari suaminya yang terbaring lemah tak sadarkan diri. Bibirnya terus mengucapkan I LOVE YOU, karena ia ingat kalau ia belum mengatakan kalimat itu hari ini.
Karena begitu sedih dan lelah menunggui Joni, Yuli tertidur. Dan dalam tidurnya,ia di perlihatkan oleh  malaikat yang selama ini mendengar doa-doa Joni pada Tuhan, membawa Yuli melihat setiap malam yang Joni lewatkan untuk mendoakan dirinya. Ia menangis sedih melihat ketulusan dan rasa cinta yg besar dari Joni padanya. Tak sedikitpun Joni menyalahkannya atas semua sikapnya yang tidak mempedulikan perasaan dan harga diri Joni selama ini. Malahan Joni menyalahkan dirinya sendiri. Yuli menangis menahan perasaannya. Dan untuk kali pertama dalam hidupnya, Yuli berdoa, “Tuhan, ampuni aku yang selama ini menyia-nyiakan rasa cinta suamiku terhadapku.  Ampuni aku yang tidak memahami perasaan dan harga dirinya selama ini. Beri aku kesempatan untuk menunjukkan cintaku pada suamiku, Tuhan… Beri aku kesempatan untuk meminta maaf dan melayaninya sebagai suami yang kucintai..”
Dan di saat itu juga, Ia melihat pancaran kasih suaminya menatapnya..” Kamu keliatan begitu lelah, sayang.. Maafkan aku yang tidak berhati-hati menyetir sehingga keadaannya mesti jadi begini dan membuatmu kuatir. Aku tidak konsentrasi saat menyetir karena memikirkan bahwa kau lupa mengatakan I LOVE YOU padaku..” Belum selesai Joni berbicara, Yuli lantas menangis keras dan menghambur ke pelukan suaminya..
“Maafkan aku, mas..Maafkan aku..I LOVE YOU..I really Love you..Kaulah matahariku, mas..Aku tidak bisa bertahan tanpamu..Aku berjanji tidak akan pernah lupa lagi mengatakan betapa aku mencintaimu. Aku berjanji tidak akan pernah mengabaikan perasaan dan harga dirimu lagi. I LOVE YOU, mas..I LOVE YOU.”

Banyak diantara kita yang seperti yuli, Yang mengabaikan perasaan seseorang hanya demi kepentingan, harga diri dan masa lalu, Jangan sampai terjadi sesuatu yang besar yang kita lalui barulah kita menyadari betapa berharganya orang-orang yang menyayangi kita
Cinta yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa mengabaikan kepentingan diri dan perasaan kita demi menjaga dan menunjukkan cinta kita kepada orang yang kita sayangi. Jika kita berfikir seperti Yuli, yakin lah takkan ada kebahagiaan yang memhampiri kita.

Berbagai sumber : topmotivasi.com

About Me


Pria Sederhana Yang Punya Impian Besar..!!!


Nama                 : Misleim 
Nama P.            : Mizy
T.T.L.                 : Sedinginan,
                               Rokan Hilir,
                               Pekanbaru,
                               Riau,Indonesia.
Alamat               : Rokan Hilir City / Riau
Tentang Saya   : Anak Ke 7(Tujuh) 
                               Dari 7 Bersaudara
Minat                 : Punya Istri Sholeha,
                               Bahagiain Orang Tua
                               Dan Sukses Dunia Akhirat.
Status                : Mahasiswa, Fakultas Ekonomi, 
                               Jurusan Manajemen, 
                               Universitas Islam Riau


facebook Misleim Mizy

Cara Otak Kita Bekerja

 Coba perhatikan gambar di bawah ini… 
(Oops..jangan takut, ngak bakalan tertidur kok..hhe....)





Petunjuk melihat gambar :
  • Kalau pandangan mata anda mengikuti gerakan putaran bulatan warna PINK, maka anda hanya akan melihat bulatan satu warna yaitu PINK.
  • Tapi kalau mata anda terpusat ke tanda “+“ yang hitam di tengah, maka bulatan yang berputar akan berubah warnanya menjadi HIJAU.
  • Kemudian jika pandangan mata anda konsentrasi penuh ke tanda “+” yang hitam di tengah gambar, maka perlahan-lahan bulatan warna PINK akan menghilang, dan hanya akan terlihat satu saja bulatan yang berputar yaitu warna HIJAU.
Sangat mengagumkan cara otak kita bekerja. Sebenarnya, tidak ada bulatan warna HIJAU, dan bulatan warna PINK juga tidak menghilang.

Rasanya cukup membuktikan bahwa kita tidak selalu melihat apa yang kita pikirkan, atau dengan kata lain kita melihat sesuatu “Bukan apa adanya” tapi “Sebagaimana kita melihatnya.”

Kadang kita menghadapi suatu masalah yang sangat sulit atau sangat berat baik di tempat kerja, di keluarga, di lingkungan masyarakat, maupun masalah pribadi.
Bahkan kadang terlintas pertanyaan di benak kita, “Kenapa demikian berat beban masalah / cobaan yang kita terima?” Padahal kalau kita menerima anugerah / hadiah / kenikmatan yang demikian besar, kita tidak pernah mempertanyakannya, “Kenapa kok saya yang menerimanya?” . Dan kadang kita lupa dengan doa : “Berilah beban yang aku sanggup memikulnya…
       Berat atau Ringan
       Kecil atau Besar
       Masalah atau Bukan Masalah
       Sedih atau Gembira
       Hukuman atau Pahala
       Derita atau Bahagia
Itu semua hanyalah “CARA PANDANG” kita terhadap sesuatu.

Suatu peristiwa atau kejadian yang sama, namun jika melihatnya dengan sudut pandang yang berbeda serta memaknainya dengan berbeda pula, lalu menyikapinya dengan berbeda juga, maka hasilnya akan berbeda.
Semua hanya ada di benak kita sendiri..
Jika ada suatu peristiwa yang negatif, akan tetapi kita menyikapinya dengan positif, serta memandangnya dengan positif, maka hasilnya pun akan positif, karena otak kita lah yang membuatnya berbeda !

Ayo...Semangat Friends..!!! hadapi semua masalah, yakinlah kita bisa......


       sumber : inmarks.blogspot.com

Minggu, 08 Mei 2011

Kisah Seorang Ibu

Sebuah kisah beberapa tahun yang lalu, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur.
Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan. ”Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta?” tanya si pemuda. “Oh… saya mau ke Jakarta terus ‘connecting flight’ ke Singapore lihat anak saya yang ke dua”, jawab ibu itu. ” Wouw… hebat sekali ya putra ibu”. pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.
Namun pemuda itu penasaran dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya. ”Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya bu?? Bagaimana dengan kakak adik-adik nya??”.  
“Oh ya tentu”. si Ibu bercerita : ”Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang”.
Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. ”Terus bagaimana dengan anak pertama ibu??” Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ” anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak”. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar”.
Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu... sepertinya ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani?? “
Dengan tersenyum ibu itu menjawab, ” Ooo...tidak,tidak begitu nak... Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”

“hmm...Sungguh luar biasa meskipun seorang petani namun ia bisa ciptakan gelar untuk adik-adik nya... jadi kita bisa belajar banyak dari cerita di atas, meskipun kita memiliki keterbatasan namun yakinkan kita ada untuk orang lain. Ketahuilah bahwa orang pintar, bijak, dan bahkan Tuhan pun menilai kita bukan karna siapa kita tapi karna apa yang telah kita lakukan untuk orang lain...”

http://safruddin.wordpress.com

Makna Cinta dan Kehidupan

Plato ingin bertanya akan cinta dan kehidupan …
Suatu hari, Plato bertanya pada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya?"
Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta”.
Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?” Plato menjawab, “ Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana,sedangkan aku hanya boleh membawa satu saja, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat aku melanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwa ranting-ranting yang kutemukan di depan ini tak sebagus ranting yang tadi telah ku lewati sedangkan aku tak boleh berbalik untuk mengambilnya kembali, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya” Gurunya kemudian menjawab ” Jadi itulah cinta”

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya,”Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?”
Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur/berbalik kembali dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang kamu anggap paling segar/subur dan paling tinggi, jika telah kamu temukan artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan”
Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?” Plato pun menjawab, “sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya”
Gurunya pun kemudian menjawab, “Dan itulah perkawinan

Cinta itu semakin dicari, maka semakin sulit ditemukan. Cinta sejati hanya ada di dalam lubuk hati kita, ketika kita dapat menahan keinginan dan harapan untuk mendapatkan yang lebih, maka kebahagiaanlah yang menghampiri kita. Namun Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebihan akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan, tiada sesuatupun yang didapat, dan waktu tidak dapat dimundurkan kembali, dan penyesalanpun tiada arti saat itu. Maka terimalah cinta apa adanya.
Pernikahan adalah kelanjutan dari Cinta. yaitu proses mendapatkan kesempatan, ketika kita mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kita dapatkan, maka sia-sialah waktumu dalam mendapatkan pernikahan itu, karena, sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya”.

http://safruddin.wordpress.com/category/artikel-motivasi/

Jumat, 06 Mei 2011

Sosok Seorang Ayah..!!!

Bagi Anda khusus nya seorang anak perempuan, yang jauh dari kedua orang tua nya, baik sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah maupun kuliah pasti akan sering merasa kangen sekali dengan Ibunya...

Lalu bagaimana dengan Ayah?
Mungkin karena Ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,
tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,
tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan hari ini?
Di saat kamu masih seorang anak perempuan kecil...
 Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu...
Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu yah, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka...
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba.
Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja...
Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga...
Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu...
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu...
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia…. :)
Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan, kamu di perkenankan bisa keluar rumah, namun memiliki batas. Namun kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut ketika itu pula ia melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu...
Sadarkah kamu, bahwa itu karena hal yang sangat ditakuti Ayah akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan nya”
Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah...
Ketika kamu menjadi gadis dewasa...
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
Ayah terpaksa harus melepasmu pergi..
Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.
Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT, kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : “Tidak... Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Ayah tahu..
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya..
Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia...
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena Ayah sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa...
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik...
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik...
Bahagiakanlah ia bersama suaminya...”
Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah semakin memutih...
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya...
Ayah telah menyelesaikan tugasnya...
Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat,ia tetap memutuskan untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu...
Dan dia adalah orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal...

Hmm... buat anda semua khusus nya bagi wanita, apakah anda menyadari apa yang dilakukan ayah tersebut? Pasti jawaban nya tidak.. Karna itu lah sosok seorang ayah yang kemuliaan nya sulit untuk di lihat karna tertutupi oleh ketegasan nya. 
Dan berbahagialah kita yang masih memiliki seorang Ayah, jangan selalu berprasangka buruk..
Karna tidak sedikit diantra kita yang saat ini tidak mendapatkan kasih sayang seorang Ayah, jika demikian kita sebagai seorang anak doakan lah ia agar bahagia disisinya...
Percayalah bahwa saat ini ayah sangat merindukan kita apa lagi kita yang jauh dari nya...
Mungkin jika saya bertanya  :
“Sudahkah Anda menelpon/SMS pacar anda hari ini??? Hmm...saya sangat yakin pasti jawabannya sudah...” begitu juga jika saya bertanya : “Sudahkah anda menelpon/SMS Ibu??? Kemungkinan besar sudah, pastilah pacar aja udah ya ngak friend??”.
Namun Sudahkah anda menelpon/ SMS Ayah hari ini??  Jika belum, ayo..!!! mari kita telpon minimal kita SMS tanya kabar nya buatlah ia tersenyum. Karna inilah waktu nya jangan mengulur waktu bisa saja ini kesempatan terakhir  kita untuk membuatnya tersenyum dan menangis dalam kebahagiaan..
Ucapkan kalau anda “menyayangi dan merindukannya...”
Kita bisa bayangkan betapa bahagianya ia mendengar ucapan itu...