Jumat, 06 Mei 2011

Pengorbanan Yuli : 1001 Burung Kertas

Riki dan Yuli adalah sepasang kekasih yang telah lama membina hubungan. walaupun keduanya berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga yuli berasal dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Riki  hanyalah keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada orang lain.
Riki sangat mencintai yuli. Riki telah membuat  1000 buah burung kertas untuk yuli, Riki  mengatakan 1000 burung kertas itu menandakan 1000 ketulusan hatinya. yuli kemudian menggantungkan burung-burung kertas tersebut di dalam kamarnya. Dalam tiap burung kertas tersebut Riki tuliskan kata-kata indah buat yuli. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain”,”Semoga Tuhan melindungi yuli dari bahaya”,”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang bahagia”,dan lainnya. Semua kata-kata itu telah ia tulis dalam burung kertas yang diberikan kepada yuli.
Hingga di Suatu hari Riki membuat burung kertas yang ke 1001. Burung itu dibuat dengan kertas yang di hiasi dengan kertas yang berwarna-warni, sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas yang lain. Pada saat itu Riki berkata kepada yuli : “ yuli, ini burung kertasku yang ke 1001”. Dalam burung kertas itu telah di tulis kata-kata bahwa ia mengharapkan yuli mau menikah dengan nya.” Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua ! “ucapnya.
Saat mendengar Riki berkata demikian, yuli akhirnya menangis. Ia berkata kepada Riki : “Riki, aku sangat bahagia dengar ucapan mu, tetapi ketahuilan Riki kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa. Menikah bagi wanita adalah kehidupan kedua kalinya. Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik. Aku  telah memutuskan untuk tidak menikah denganmu karena aku telah terbiasa dengan kemewahan hidup ku, aku tidak bisa bayangkan bagaimana kelak jika aku menikah dengan mu..!” Riki sangat marah mendengar ucapan yuli. Ia mengatai  yuli matre,ngak punya perasaan, kejam, dan sebagainya. Hingga akhirnya Riki meninggalkan yuli yang sedang menangis seorang diri.
Riki pun bertekad dalam dirinya bahwa ia harus sukses dan menjadi orang kaya. Sikap yuli dijadikannya cambuk untuk maju. Apapun dikerjakan olehnya, dia pernah menjual koran, menjadi karyawan sementara, dan bisnis kecil2n..
namun setiap pekerjaan dilakukannya dengan sangat baik dan tekun. Demi ingin membuktikan kalau ia bisa menjadi orang sukses. setahun telah terlewati Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya, ia bisa bekerja di salah satu perusahaan swasta, dan Ia diangkat menjadi kepala cabang di mana ia bekerja dan dalam setahun ia telah menjadi manajer di perusahaan tersebut, dan tak lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu. Sekarang tak seorangpun tak kenal Riki, ia menjadi bintang kesuksesan.
Hingga pada Suatu hari Riki pun berkeliling kota dengan mobil barunya. Tiba-tiba dilihatnya dua orang tua renta  tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Orang tua  itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Riki pun penasaran dan mendekati kedua orang tua itu dengan mobilnya, dan alangkah terkejutnya Riki ternyata orang tua itu adalah orang tua dari yuli, orang yang  telah menghianatinya, dan riki pun mulai berpikir untuk memberi pelajaran kepada kedua orang yuli, karena ia berpikiran bahwa orang tua nya lah yang telah menghasut yuli hingga menjadi sosok yang matre, akhirnya ia membuntuti kemana perginya orang tua tsb.
Riki sangat terkejut ketika didapati orang tua itu memasuki sebuah makam yang di atasnya dipenuhi dengan burung kertas, Dan semakin terkejutnya lagi ketika ia melihat foto yuli di atas makam itu. Tampa berpikir panjang Riki pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke arah makam untuk menemui orang tua yuli.
Melihat riki yang keheranan orang tua yuli berkata,
“yuli tidak matre..!!!
“Yuli tidak kejam...!!!
“Yuli punya perasaan...!!!
“yuli ingin Riki menjadi orang, mempunyai keluarga yang harmonis, dengan terpaksa dulu ia berbuat demikian terhadap mu..
“dia terpaksa membohongimu. ia terkena kanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. ia tak mungkin mengatakan hal ini saat itu, karena jika itu ia lakukan, ia akan membuatmu jatuh dalam kehidupan sentimentil yang penuh keputusasaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran..
“Yuli bilang dia sangat mengerti Riki, dia percaya kalau Riki pasti akan berhasil.
“Yuli mengatakan...
“kalau pada suatu hari Riki datang ke makamnya dia sangat berharap kalau Riki mau membawakan beberapa burung kertas lagi untuknya.
 “Allahuakbar...!!!" Riki langsung berlutut,
menangis dengan begitu sedihnya. Hujan saat itupun tak terasa lagi bagi nya
Riki teringat akan senyum Yuli yang begitu manis dan polos,
Mengingat semua itu, hatinya bagaikan meneteskan darah, Karna Ia telah berprasangka terhadap yuli dan kedua orang tua nya. Ia pun mulai merasakan betapa hati yuli teriris-iris ketika ia mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia merasakan betapa yuli kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut menjemputnya, betapa yuli mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh penderitaan itu. Tetapi ia lebih memilih untuk menganggap yuli sebagai orang matre tak berperasan. Yuli telah berkorban untuknya agar ia tidak jatuh dalam keputusasaan dan kehancuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar