Berikut adalah kisah sepasang suami istri (joni dan yuli) yang selalu berusaha dalam mempertahankan hubungan keluarganya.
Sebenarnya joni dan yuli saling mencintai, namun yuli dari sejak awal bertemu menutupi semua perasaan cintanya terhadap joni. Namun semua itu ia lalukan karna ia begitu takut apabila Joni mengetahui betapa ia mencintainya, Joni lantas meninggalkannya seperti kekasihnya dahulu. Namun tidak bagi Joni. Ia selalu terbuka mengungkapkan perasaan cintanya kepada yuli dengan tulus. Setiap saat ketika bersama yuli, joni selalu menunjukkan betapa besar cintanya kepada yuli, seolah-olah itulah saat terakhirnya bersama yuli.
Sedangkan yuli selalu bersikap tidak menyenangkan terhadap Joni. Setiap saat dia selalu mencoba menguji seberapa besar cinta Joni terhadapnya.
yuli selalu mencoba melakukan hal-hal yang keterlaluan dan diluar batas kepada joni. Meski yuli tahu hal itu salah, dengan melihat sikap Joni yang selalu bersikap baik padanya, membuat yuli tetap bertahan untuk melihat seberapa besar kesungguhan joni kepadanya.
yuli selalu mencoba melakukan hal-hal yang keterlaluan dan diluar batas kepada joni. Meski yuli tahu hal itu salah, dengan melihat sikap Joni yang selalu bersikap baik padanya, membuat yuli tetap bertahan untuk melihat seberapa besar kesungguhan joni kepadanya.
Hari pertama pernikahan mereka. Yuli dengan sengaja bangun kesiangan. ia tidak menyiapkan sarapan ketika Joni hendak berangkat kerja. Namun Joni tetap tersenyum dan mengatakan, “Tidak apa-apa. Nanti aku bisa sarapan di luar”.
Saat Joni pulang dari kantor, yuli juga dengan sengaja memasak makanan yang tidak disukai Joni. Meski sadar akan hal itu, yuli tetap memaksakan agar suaminya mau makan makanan itu. Joni tetap tersenyum dan berkata, ” Wah…sepertinya sudah saatnya aku belajar menghadapi tantangan. Masakanmu sepertinya tantangan yang hebat, sayang. Aku sudah tidak sabar untuk menyantapnya.” yuli terkejut, tapi tidak berkata apa-apa.
Saat Joni pulang dari kantor, yuli juga dengan sengaja memasak makanan yang tidak disukai Joni. Meski sadar akan hal itu, yuli tetap memaksakan agar suaminya mau makan makanan itu. Joni tetap tersenyum dan berkata, ” Wah…sepertinya sudah saatnya aku belajar menghadapi tantangan. Masakanmu sepertinya tantangan yang hebat, sayang. Aku sudah tidak sabar untuk menyantapnya.” yuli terkejut, tapi tidak berkata apa-apa.
Dan pada malam hari nya di saat yuli sedang terlelap joni bangun untuk melaksanakan sholat malam,dan didalam sholat nya ia pnjatkan doa , “ya Tuhan...Di pagi pertama pernikahan kami yuli tidak membuatkanku sarapan. Padahal aku begitu ingin bercakap-cakap di meja makan bersamanya sambil membicarakan betapa indahnya hari ini bagiku, di hari pertama kami menjalani kehidupan baru sebagai suami istri... Tapi tidak apa-apa, ya Tuhan... Karena sepertinya yuli kelelahan setelah resepsi pernikahan kami tadi malam. Bantulah kekasih hatiku ini, Tuhan, agar dia boleh punya tenaga yang cukup untuk menghadapi hari baru bersamaku besok. Tuhan, Engkau tau betapa aku tidak bisa makan spaghetti karena pencernaanku yang tidak begitu baik. Tapi sepertinya yuli sudah bekerja keras untuk masak makanan itu. Mampukan aku untuk menghargai setiap apa yang dilakukan istriku kepadaku, Tuhan..Jangan biarkan aku menyakiti perasaannya meski itu tidak mengenakkan bagiku..”
Tahun kedua pernikahan mereka. Joni membangunkan yuli untuk sholat subuh bersama, Namun yuli menolak dan lebih memilih melanjutkan tidurnya. Joni tersenyum dan akhirnya sholat seorang diri.
Sore hari sepulang kantor, Joni mengajak yuli berjalan-jalan ke taman. Meski terpaksa, yuli akhirnya mau juga ke tempat dimana dulu perasaannya begitu berbunga-bunga disaat awal ia bertemu Joni. Tetapi yuli menolak rangkulan Joni, dan berkata, “Jangan, mas..Aku malu..”..Joni tersenyum dan berkata, “Ya, aku mengerti..” yuli melihat kekecewaan dimata Joni, namun tidak melakukan apapun untuk menghilangkan kekecewaan itu.
Seperti biasanya di saat malam joni selalu menyempatkan dirinya bangun untuk sholat dan berdoa. ”Tuhan..Ampuni aku yang tidak bisa membawa istriku untuk lebih dekat padaMU pagi hari ini..Mungkin tidurnya kurang karena pikirannya yang sedang berat, Tapi aku berjanji suatu saat yuli akan mau bersama-sama denganku untuk bersujud kepadaMu..Tuhan, Engkau juga tahu kesedihanku saat Yuli meolak kurangkul ketika ke taman hari ini. Tapi tidak apa-apa Dia sedang datang bulan, mungkin karena itu perasaannya juga jadi lebih sensitive, Mampukan aku untuk melihat suasana hati istriku, Tuhan.”
Di tahun ketiga pernikahan, mereka mempunyai seorang putra bernama Riki. Namun yuli menjadi tidak pernah lagi meneruskan kebiasaannya membaca bersama Joni sebelum tidur. Dan bahkan Yuli semakin sering menolak ciuman Joni.
Hingga di suatu hari yuli memarahi Joni habis-habisan ketika Joni lupa mencuci tangan saat akan menggendong Riki ketika Joni pulang kerja. Yuli tahu betapa hal itu membuat Joni terpukul, Namun pada kenyataannya mendidik Riki membuat Yuli mengabaikan perasaan Joni. Dan Joni hanya bisa tetap tersenyum.
Dan seperti biasa seperti malam-malam sebelumnya setelah Yuli terlelap, Joni bangun untuk sholat dan di akhiri dengan doanya.“Tuhan, Engkau tahu betapa sedih hatiku saat ini, Semenjak kelahiran anakku Riki, aku kehilangan begitu banyak waktu bersama yuli, Aku merindukan saat-saat kami membaca bersama sebelum tidur dan menciuminya sebelum ia tidur, Tapi tidak apa-apa,Dia begitu capek mengurusi Riki seharian saat aku bekerja di kantor..Hanya saja, biarkanlah dia tetap terus tertidur dalam pelukanku Karena aku begitu mencintainya. Sore tadi yuli memarahiku karena aku lupa mencuci tangan saat menggendong Riki anak ku, Tuhan..Aku begitu kangen pada anakku sehingga teledor melakukan sebagaimana yg diminta istriku..Engkau tahu betapa aku terluka akan kata-kata yuli, Tuhan..Tapi tidak apa-apa..yuli mungkin hanya kuatir terhadap kesehatan anak kami Riki apabila aku langsung menggendongnya. Kesehatan Riki lebih penting daripada harga diriku.”
Di Tahun keempat pernikahan mereka Yuli tidak memasak makanan kesukaan Joni di hari ulang tahunnya, Yuli terlalu sibuk belanja sehingga lupa bahwa Joni selalu minta dibuatkan Blackforest dengan taburan coklat dan ceri diatasnya setiap ulang tahunnya tiba.
Yuli juga lupa menyetrika kemeja Joni yang menyebabkan Joni terlambat ke kantor pagi itu karena Joni terpaksa menyetrika sendiri kemejanya. Yuli tau kesalahannya, namun tidak menganggap hal itu sebagai sesuatu hal yang penting.
Pada malam harinya di saat Yuli terlelap, seperti biasa Joni bangun untuk sholat dan diakhiri dengan doanya..“Tuhan, Untuk kali pertama Yuli lupa membuatkan Blackforest kesukaanku di hari ulang tahunku ini..Padahal aku sangat menyukai kue buatannya itu. Menikmati kue Blackforest buatannya membuatku bersyukur mempunyai istri yang pandai memasak sepertinya, dan merasakan cintanya padaku.. Namun tahun ini aku tidak mendapatinya. Tapi tidak apa-apa..mungkin lebih banyak hal-hal lain yang jauh lebih penting daripada sekedar Blackforest itu. Paling tidak, aku masih mendapatkan senyuman dan ciuman darinya hari ini. Ampuni aku, Tuhan apabila tadi pagi aku lupa tersenyum kepada Yuli.. Aku terlalu sibuk menyetrika bajuku dan memikirkan pekerjaanku di kantor.. Yuli sepertinya lupa untuk melakukan hal itu, meski aku sudah meminta tolong padanya tadi malam. Jangan biarkan aku melampiaskan emosiku karena teguran atasanku akibat keterlambatanku hari ini kepada Yuli, Tuhan..Yuli mungkin keliru menyetrika kemeja mana yang seharusnya kupakai hari ini.. Lagipula, sepatuku begitu mengkilap..Aku yakin Yuli sudah berusaha keras agar aku kelihatan menarik saat presentasiku tadi..Terima kasih untuk kebaikan istriku, Tuhan.”
Disuatu hari dimana hari itu adalah Tahun ke lima usia pernikahan mereka dan joni mengajak anaknya Riki dan istri nya berenang, namun di saat pulang mereka berenang Riki mendadak panas, dan akhirnya Yuli menyalahkan dan menampar joni. Joni terlalu asyik bermain-main dengan Riki sehingga tidak menyadari betapa Riki sangat sensitive terhadap dinginnya air kolam renang, yang mengakibatkan Riki terpaksa dirawat dirumah sakit.
Yuli mengancam akan meninggalkan Joni apabila terjadi apa-apa dengan Riki. Yuli melihat genangan air mata di mata Joni, namun kekerasan hatinya lebih menguasainya ketimbang perasaan Joni.
Pada malam di rumah sakit joni pergi menuju musollah rumah sakit dan untuk sholat shubuh dan di akhiri dengan berdoa namun sambil menangis..” Tuhan..Tadi Yuli menamparku karena kelalaianku menjaga Riki sehingga dia sakit.. Belum pernah Yuli bersikap dan berkata sekasar itu padaku, Tuhan..Tapi tidak apa-apa..Yuli benar-benar kuatir terhadap anak kami sehingga ia bersikap demikian..Tapi Tuhan, aku begitu terluka saat ia mengatakan akan meninggalkanku. Engkau tahu betapa ia adalah belahan jiwaku. Jangan biarkan hal itu terjadi, Tuhan..Mungkin dia begitu dikuasai kekuatiran sehingga melampiaskannya padaku..Tidak apa-apa Tuhan..Tidak apa-apa, Asal dia mendapat ketenangan, aku akan merasa bersyukur sekali.. Dan sembuhkanlah putera kami, agar dia bisa kembali mendapatkan keceriaan dan bermain-main bersama kami lagi, Tuhan..”
Di Tahun keenam pernikahan mereka Yuli semakin menjaga jarak dengan Joni setelah kehadiran , putri mereka. Yuli tidak pernah lagi menemani Joni makan malam karena menjaga puteri mereka yang baru berusia 5 bulan..
Yuli juga menjual kalung berlian pemberian Joni dan menggantinya dengan perhiasan lain yang lebih baru. Ketika Joni mengetahui hal itu, Yuli tau Joni menahan amarahnya, namun Yuli berdalih, “mas, itu hanya kalung berlian biasa. Lagipula, aku bukan menjualnya, melainkan menukarnya dengan perhiasan yang lebih baru..”
Pada malam di saat Yuli terlelap,seperti biasa joni melakukan sholat malam dan di akhiri dengan doanya..“Tuhan, Aku begitu kesepian melewatkan makan malam sendirian tanpa Yuli bersamaku.. Aku begitu ingin terus bercerita dan tertawa bersamanya di meja makan..Engkau tau, itulah penghiburanku untuk melepas kepenatanku setelah seharian bekerja di kantor..Tapi tidak apa-apa..anak-anakku tentu lebih membutuhkan perhatiannya dari padaku.. Lagipula, Riki kadang-kadang mau menemaniku.. Hanya saja, jangan biarkan aku memendam sakit hati kepada Yuli karena menjual kalung pemberianku. Engkau tau begitu lama aku menabung dan bekerja ekstra demi menghadiahinya kalung itu, hanya untuk membuktikan terima kasihku padanya atas kesetiaan dan pengabdiannya sebagai istriku dan ibu dari anak-anakku. Ampuni aku apabila tadi aku sempat berpikir untuk marah padanya..”
Hingga di Tahun ketujuh pernikahan mereka kelakuan Yuli semakin menjadi. Yuli sama sekali tidak mengindahkan kebiasaannya membelai kepala John dan mencium kening suaminya sebelum John berangkat kantor. Padahal Yuli tau, selama ini apabila dia lupa melakukannya, Joni selalu kembali kerumah siang hari demi mendapatkan belaian dan ciuman Yuli untuknya. Karena Joni tidak akan pernah tenang bekerja apabila hal itu belum dilakukan Yuli padanya..Yuli tidak mengucapkan I LOVE YOU untuk kali pertama dalam 7 tahun pernikahan mereka..
Dan di tahun ketujuh itu pula, Joni mengalami kecelakaan saat akan berangkat ke kantor.. Ia mengalami pendarahan yang hebat, yang membuatnya terbaring tidak sadarkan diri di ranjang rumah sakit..
Yuli begitu terguncang dan terpukul.. Ia begitu takut kehilangan Joni, suami yang dicintainya. Yang selalu ada kapan saja dia butuhkan. Yang selalu dengan tersenyum menampung semua emosi dan kemarahannya. Yang tak pernah berhenti mengatakan betapa Joni mencintainya. Tak sedikitpun Yuli beranjak dari sisi tempat tidur Joni. Tangannya menggenggam erat jemari suaminya yang terbaring lemah tak sadarkan diri. Bibirnya terus mengucapkan I LOVE YOU, karena ia ingat kalau ia belum mengatakan kalimat itu hari ini.
Karena begitu sedih dan lelah menunggui Joni, Yuli tertidur. Dan dalam tidurnya,ia di perlihatkan oleh malaikat yang selama ini mendengar doa-doa Joni pada Tuhan, membawa Yuli melihat setiap malam yang Joni lewatkan untuk mendoakan dirinya. Ia menangis sedih melihat ketulusan dan rasa cinta yg besar dari Joni padanya. Tak sedikitpun Joni menyalahkannya atas semua sikapnya yang tidak mempedulikan perasaan dan harga diri Joni selama ini. Malahan Joni menyalahkan dirinya sendiri. Yuli menangis menahan perasaannya. Dan untuk kali pertama dalam hidupnya, Yuli berdoa, “Tuhan, ampuni aku yang selama ini menyia-nyiakan rasa cinta suamiku terhadapku. Ampuni aku yang tidak memahami perasaan dan harga dirinya selama ini. Beri aku kesempatan untuk menunjukkan cintaku pada suamiku, Tuhan… Beri aku kesempatan untuk meminta maaf dan melayaninya sebagai suami yang kucintai..”
Dan di saat itu juga, Ia melihat pancaran kasih suaminya menatapnya..” Kamu keliatan begitu lelah, sayang.. Maafkan aku yang tidak berhati-hati menyetir sehingga keadaannya mesti jadi begini dan membuatmu kuatir. Aku tidak konsentrasi saat menyetir karena memikirkan bahwa kau lupa mengatakan I LOVE YOU padaku..” Belum selesai Joni berbicara, Yuli lantas menangis keras dan menghambur ke pelukan suaminya..
“Maafkan aku, mas..Maafkan aku..I LOVE YOU..I really Love you..Kaulah matahariku, mas..Aku tidak bisa bertahan tanpamu..Aku berjanji tidak akan pernah lupa lagi mengatakan betapa aku mencintaimu. Aku berjanji tidak akan pernah mengabaikan perasaan dan harga dirimu lagi. I LOVE YOU, mas..I LOVE YOU.”
Banyak diantara kita yang seperti yuli, Yang mengabaikan perasaan seseorang hanya demi kepentingan, harga diri dan masa lalu, Jangan sampai terjadi sesuatu yang besar yang kita lalui barulah kita menyadari betapa berharganya orang-orang yang menyayangi kita
Cinta yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa mengabaikan kepentingan diri dan perasaan kita demi menjaga dan menunjukkan cinta kita kepada orang yang kita sayangi. Jika kita berfikir seperti Yuli, yakin lah takkan ada kebahagiaan yang memhampiri kita.
Berbagai sumber : topmotivasi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar