Jumat, 22 April 2011

Perbaikan Perekonomian Indonesia – Jangan ulangi kegagalan

          Sebuah diskusi Perbaikan Perekonomian Indonesia diselenggarakan di acara “TVRI Minggu Malam bersama Slamet Rahardjo” tanggal 17 Mei 2009 pukul 23.00 – 24:00 WIB yang diikuti oleh AS Dillon, Siswono Yudohusodo dan Laksamana Sukardi dalam rangka menyusun kebijakan Ekonomi Baru Indonesia 2009-2014. Beberapa kesimpulan yang penting tercatat dibawah ini:
  1. Pejabat yang Amanah adalah para pejabat yang memihak kepada kepentingan Rakyat Indonesia, bukan kepentingan pribadi, golongan atau kepentingan asing.

  2. Menurut penelitian National Intelligence Committee (NIC) USA, didunia ini akan ada 5 Negara yang punya potensikemajuan pesat masa depan, yaitu Cina, India, Indonesia, Afrika Selatan dan Brazil. Indonesia memiliki SumberDaya Alam yang berlimpah, namun Kebijakan Pemerintahannya kurang arif dan mudah berubah-ubah. Sehingga dikhawatirkan prediksi NIC USA itu tidak akan terjadi.

  3. Perlunya menciptakan Pemerintahan yang bersih dan mau bertanggungjawab bila ada kegagalan. Contoh-contoh di Cina, Korea Selatan dan Thailand.

  4. Perlunya Kebijakan Perekonomian Baru yang memihak kepada Kepentingan Rakyat dan Bangsa Indonesia, antara lain dalam pengelolaan Sumber Daya Alam seperti BBM, gas, batubara, emas, nikel, dll, bisa saja kita mengekspor ke LN, tetapi ada persyaratan agar Negara Asing menginvestasikan pabrik di Indonesia untuk memproses SDA itu agar memilkinilai tambah yang lebih besar untuk bangsa dan negara Indonesia.

  5. Menciptakan Indonesia yang percaya diri, mandiri dan mampu berdikari.Contohnya, untuk explorasi Blok Minyak di Cepu, seharusnya dapat dilakukan sendiri oleh Pertamina, bukan dikontrakkan kepada Exxon. Contoh lain, Rakyat India memakai 80% mobil produksi DN, dan hanya 20% yang di-impor.

  6. Perlunya penciptaan dan perluasan Lapangan Kerja bagi Rakyat Indonesia dengan tingkat penghasilan yang memadai sebagai perwujudan Kebijakan yang memihak kepada Rakyat Indonesia. Ini untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia dan memberikan kesejahteraan bagi para pekerja Indonesia.

  7. Jangan hanya bisa menstabilkan Perekonomian Indonesia secara makro tetapi tidak mampu untuk menciptakan Lapangan Kerja bagi Rakyat Indonesia, sebab mereka perlu untuk bekerja untuk menghidupi anak-isteri mereka.

  8. Dengan adanya kekayaan SDA dan SDM yang berlimpah di Indonesia, jangan sampai terjadi ungkapan “Tikus mati di Lumbung Padi”.

  9. Defisit Anggran Belanja Negara hendaknya tidak ditutup dengan menambah Hutang Luar Negeri, sebab solusi ini akan menimbulkan Krisis Finansial/Krisis Moneter seperti yang kita pernah alami sebelumnya. Solusi yang terbaik bukan dengan meningkatkan Aktivitas Perekonomian Indonesia melalui Peningkatan Sektor Konsumi DN, melainkan Peningkatan Sektor Produksi Dalam Negeri. Ini akan menghemat Devisa Nasional dan mengurangi atau menghindari kebiasaan Berhutang dari LN untuk menutup Defisit Anggaran Belanja.

  10. Perlu memiliki Anggaran Kesehatan bagi Rakyat Indonesia yang cukup, sehingga anak-anak Indonesia dapat tumbuh menjadi besar, sehat, cerdas dan produktif untuk membangun Indonesia yang kita cintai.

  11. Perlu pengendalian Pertumbuhan Penduduk Indonesia, sebab bila tumbuh tak terkendali, maka apapun Perbaikan Perekonomian akan menjadi mubazir, sebab harus memberi makan makin banyak Rakyat Indonesia.

Memang terlihat sangat berat tuntutan bagi Pemerintahan Baru Indonesia periode 2009-2014. Namun tidak adakah dari tiga pasangan Capres-Cawapres yang berani menyatakan bahwa mereka sanggup memenuhi ke-sebelas butir tuntutan Perbaikan Perekonomian Indonesia periode 2009-2014?


www.presidenku.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar