Rabu, 26 Oktober 2011

Hidup Melajang dan Bahagia, Siapa Takut?


Bahwa Islam memerintahkan kita untuk menikah, kita sudah tahu dan tentu akan berusaha melaksanakan. Tapi bagaimana kalau jodoh belum juga datang? Jangan takut hidup sendiri ah!

Runi merasa gelisah karena ulang tahunnya yang ke 35 semakin dekat. Ibunda dan anggota keluarga lain seakan tak pernah absen mengingatkan Runi untuk segera menikah.  "Saya juga mau menikah, tapi kalau belum ada jodoh mau bagaimana?" ujar Runi jengkel.

Atika juga sudah bosan diingatkan saudara-saudaranya untuk berusaha mencari jodoh. Namun kejengkelannya ini lebih karena dia sudah merasa semakin mapan hidup melajang. Pekerjaan di kantor menyibukkannya sedemikian rupa sehingga dia hampir tak punya waktu untuk beristirahat.

Beberapa dasawarsa lalu, bila seorang anak gadis belum juga menikah di usia 20, orang tua dan seluruh penduduk kampung sudah pusing memikirkan nasib si "perawan tua." Sekarang sudah semakin banyak kita temui wanita yang tetap melajang hingga usia bahkan lebih dari 40. Ini tidak berarti sekarang orang menganggap hidup melajang adalah hal yang biasa atau bahkan baik, tetapi lebih karena semakin banyak orang yang bersikap realistis.

Salah satu sebab adalah pendidikan tinggi yang memungkinkan semakin banyak wanta sibuk bekerja dan berkarir, misalnya. Tapi yang tak kalah penting adalah karena semakin banyak orang menyadari bahwa menikahkan anak perempuan tidaklah bisa main tunjuk saja – gadis-gadis masa kini memilih sendiri pasangannya dan bila belum bertemu dengan yang tepat, mereka berpikir, "Buat apa memaksa diri menikah dengan orang yang tak cocok? Aku tak mau menderita demi status menikah!"

Terpaksa atau Tidak?

Menurut Dr. Rahmi Handayani, SpKJ dari Rumah Sakit Puri Mandiri Kedoya, di Jakarta Barat, sekarang ini yang disebut wanita melajang adalah mereka yang belum pernah menikah atau sudah pernah menikah dan bercerai atau menjanda karena suami meninggal.

Banyak penyebab wanita melajang. Alasan yang paling umum adalah gara-gara keasyikan bekerja meniti karir sehingga sudah lewatlah masa-masa menemukan jodoh yaitu akhir usia 30-an dan awal usia 40an.  Penyebab lain adalah pendidikan perempuan yang semakin tinggi dan karir yang sudah mapan serta sikap yang sangat mandiri,  yang cenderung membuat perempuan mencari pendamping hidup yang setara dengan kondisi sosial ekonominya. Nah, persoalannya, para pria yang sudah mapan umumnya sudah menikah.

Selain itu, dengan bertambah usia terjadi perubahan akan kebutuhan. Di usia diatas 30 tahun, perempuan menginginkan hubungan yang serius, yaitu mencari pria yang kelak menjadi suami. Untuk mencarinya ternyata tidak mudah, apalagi karena perempuan cenderung lebih cepat dewasa dibandingkan pria.

Berpuluh tahun lalu, menikah adalah prestasi bagi perempuan. Orangtua secepatnya menikahkan anak perempuannya ketika masih berusia 13 tahun keatas. Usia 20 tahun belum menikah sudah dianggap perawan tua. Kini, deadline usia menikah dimundurkan dari 18 tahun menjadi 25 tahun atau 28 tahun, maka barulah berpikir untuk mencari jodoh. Masalah muncul ketika usia sudah mencapai akhir 30 tahun atau menjelang 40 tahun, namun jodoh belum mendekat juga. Mulailah kepanikan.

Jangan Sembrono

Panik karena belum juga bertemu jodoh jangan sampai menimbulkan sikap gegabah dan emosional. "Yang penting menikah, dengan siapa kek!" misalnya. Padahal menikah mengandung konsekuensi, kewajiban dan tanggungjawab yang tidak mudah. Menikah karena panik (daripada diejek tidak laku, daripada mesti menunggu lagi padahal usia sudah tidak muda lagi atau alasan lain yang tidak rasional) bukan tidak mungkin melemahkan posisi Anda dalam pernikahan sehingga sulit menemukan kebahagiaan.

Dr. Rahmi Handayani, SpKJ mengingatkan, kita tidak perlu memusingkan menikah atau lajang. Yang penting perempuan lajang mampu menjaga sikap yang tidak bertentangan dengan syariah Islam serta memiliki pola pikir yang dewasa.  "Kita tidak perlu melihat menikah atau tidak menikah, tapi coba lihat sikap, perilaku, pola pikir perempuan melajang yang dapat dicontoh kebaikannya oleh kaum muslimah," ujar Rahmi.

"Ciptakan sikap luwes dan mudah beradaptasi dengan lingkungan sosial," saran Rahmi. Tekankan pula kepada diri bahwa status tidak menikah karena belum datangnya jodoh bukanlah aib atau penyebab tidak lengkapnya hidup Anda. "Yang penting, pandai-pandai menjaga diri agar terhindar dari fitnah serta selalu berpandangan positif agar bisa menikmati hidup tanpa stress."

Tawakal

Menikah adalah sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam supaya rumah lebih tenang dan perempuan dijauhkan dari fitnah. Persoalannya, jodoh ditentukan oleh Allah ta'ala. Manusia perlu menyikapinya dengan tawakal. Nah, yang wajib dilakukan oleh perempuan lajang adalah berdoa disertai usaha. Misalnya Rabbi habli minashshalihin (Ya Tuhanku, karuniakanlah untuk (pasangan atau anak) dari kaum yang shalih) atau Rabbana hablana min azwajina wazurriyyatina kurrata `aunin waj`alna lilmuttaqina imama (Ya Tuhanku, karuniakanlah kepadaku dan pasanganku dan anak-anak kami penyejuk mata dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.)

Jangan lupa pula berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla dengan berdoa dan menundukkan diri kepada-Nya agar Dia berkenan menyiapkan suami yang diridai-Nya.

Sesungguhnya Allah ta'ala berfirman: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,"  (Al-Baqarah: 186).

Dan Allah berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu," (Ghafir: 60). Kemudian Allah mengingatkan melalui firman-Nya," Dan Dia memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya, Dan barangsiapa  bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah Melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah Mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Ketahuilah bahwa sesungguhnya pertolongan (kemenangan) disertai dengan kesabaran, kelonggaran itu disertai dengan kesusahan, dan bersama kesulitan ada kemudahan."

Maka bermohonkah kepada Allah 'Azza wa Jalla agar Dia memudahkan urusan Anda dan mengabulkan doa Anda. Oleh: Ratih Sayidun
http://muslimah.eramuslim.com/indexx.php?view=_inspirasimuslimah-detail&id=2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar